PLN Sampaikan Permohonan Maaf, Janji Segera Pulihkan Listrik Aceh Pascabencana
- account_circle Redaksi
- calendar_month Rab, 10 Des 2025

Dok. Istimewa
PT PLN (Persero) menyampaikan permohonan maaf atas kondisi kelistrikan di Aceh yang belum dapat sepenuhnya dipulihkan setelah banjir dan longsor melanda wilayah tersebut. Hal ini disampaikan Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dalam laporan dan rapat koordinasi daring bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dari Banda Aceh, Selasa (9/12).
Sebelumnya, pada Minggu (7/12) di Bireuen, Darmawan melaporkan kepada Menteri ESDM dan Presiden Prabowo Subianto bahwa pemulihan kelistrikan Aceh diperkirakan dapat mencapai 93% pada malam hari. Namun, kondisi lapangan yang jauh lebih berat dari perkiraan membuat proses pemulihan berjalan lebih lambat.
“Banjir bandang dan longsor menyebabkan kerusakan masif pada sistem kelistrikan Aceh,” ungkap Darmawan.
Kerusakan terbesar terjadi pada jaringan transmisi, khususnya jalur Bireuen–Arun, di mana enam tower ambruk akibat terdampak banjir bandang. Luapan sungai yang meluas hingga ratusan meter turut menghambat penyaluran pasokan listrik dari pembangkit Arun ke Banda Aceh, sehingga terjadi pemadaman bergilir.
PLTMG Arun sempat berhasil kembali menyalurkan listrik pada 8 Desember 2025 ke Gardu Induk hingga menjangkau Bireuen, Takengon, dan Samalanga. Namun saat upaya sinkronisasi diperluas ke Sigli dan Banda Aceh, muncul kendala teknis yang memaksa PLN menghentikan penyaluran sementara demi menjaga keamanan sistem.
Untuk percepatan pemulihan, PLN melakukan langkah-langkah luar biasa. Material berat untuk membangun kembali tower transmisi terpaksa diangkut menggunakan helikopter karena akses darat terputus. “Sebanyak 35 ton material harus diterbangkan satu per satu dengan heli,” ujar Darmawan.
Hingga kini, PLN telah berhasil menyalakan kembali empat kabupaten yang sebelumnya padam total: Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Tamiang, dan Gayo Lues. Meski demikian, sejumlah desa dan jaringan tegangan rendah masih membutuhkan waktu untuk normal kembali.
Tantangan tambahan juga muncul dari jalur transmisi Langsa–Pangkalan Brandan yang turut rusak dengan lima tower roboh. Kondisi ini memutuskan interkoneksi listrik Aceh dengan Sistem Besar Sumatera dan meningkatkan risiko gangguan sinkronisasi. Berdasarkan asesmen, perbaikan lima tower tersebut diperkirakan memakan waktu maksimal sepuluh hari sebelum interkoneksi dapat dipulihkan sepenuhnya.
Saat ini, Banda Aceh masih mengalami defisit pasokan sekitar 40 MW sehingga pemadaman bergilir tetap dilakukan. PLN pun kembali menyampaikan permohonan maaf atas kondisi tersebut.
“Kami memohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Aceh. Tidak ada alasan yang bisa menghapus ketidaknyamanan ini,” tegas Darmawan.
Untuk mengurangi dampak pemadaman, PLN menambah pengoperasian genset bagi layanan kritis seperti rumah sakit, kantor pemerintahan, posko pengungsian, serta fasilitas telekomunikasi.
Di lapangan, PLN terus bersinergi dengan Kementerian ESDM, pemerintah daerah, TNI, Polri, BNPB, serta PUPR untuk membuka akses wilayah, memperbaiki infrastruktur, dan mengantisipasi potensi longsor susulan melalui pengecekan langsung di titik-titik terdampak.
- Penulis: Redaksi



