Peran Askrindo Membangun Ekonomi Inklusif dan Stabil, dari Risiko ke Resiliensi
- account_circle Abdillah
- calendar_month Kam, 4 Des 2025

Salah satu strategi Askrindo membangun ekonomi inklusif, stabil, dan bertransisi dari pengelolaan risiko menjadi penguatan resiliensi, berpusat pada pemberdayaan UMKM melalui penyediaan layanan penjaminan kredit dan asuransi yang inovatif.
INOVASINEWS.NET – Kondisi ekonomi Indonesia secara umum cukup tangguh di tengah tekanan global. Pertumbuhan ekonomi masih stabil di kisaran lima persen, inflasi relatif terkendali, dan konsumsi domestik masih menjadi penopang utama. Stabilitas ini sangat bergantung pada kelancaran pembiayaan, khususnya penyaluran kredit ke sektor-sektor produktif.
Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi berkorelasi positif dengan pertumbuhan kredit. Kredit seperti darah bagi tubuh ekonomi, ketika alirannya lancar maka seluruh sistem bergerak sehat. Sebaliknya, kalau tersumbat, dampaknya langsung terasa di dunia usaha, investasi hingga serapan tenaga kerja.
Beberapa tahun terakhir, penyaluran kredit perbankan terus menunjukkan pertumbuhan positif. Pada tahun 2020, total kredit perbankan tercatat sebesar Rp5.481 triliun, sempat mengalami kontraksi -2,41% akibat pandemi. Setelah itu, tren pemulihan terlihat jelas. Memasuki 2024, penyaluran kredit sudah mencapai Rp7.832 triliun, atau tumbuh 10,47% dan hingga Juni 2025 nilainya menembus Rp8.059 triliun.
Artinya, fungsi intermediasi keuangan sudah kembali pulih dan menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional. Tren ini juga sejalan dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang bergerak stabil di kisaran 5% dalam beberapa tahun terakhir. Namun dibalik pertumbuhan ini sikap waspada harus terus disiagakan karena stabilitas kredit sangat menentukan kestabilan ekonomi secara keseluruhan.
Ketika arus kredit melambat, otomatis daya dorong ekonomi berkurang, investasi tertahan, konsumsi melambat, dan sektor riil ikut terpengaruh. Sebaliknya, jika kredit tumbuh terlalu cepat tanpa mitigasi risiko yang kuat, sektor keuangan bisa menghadapi tekanan dari sisi kualitas pembiayaan.
Di sinilah peran lembaga asuransi dan penjamin, seperti PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo). Askrindo berfungsi sebagai penyangga risiko (risk buffer) bagi lembaga keuangan. Menjaga keseimbangan antara keberanian lembaga keuangan dalam menyalurkan kredit dengan stabilitas sistem keuangan untuk melindungi perekonomian nasional.
“Kami tidak hanya mendukung pembiayaan, tetapi juga menjadi jembatan antara kebijakan fiskal, lembaga keuangan, dan sektor riil,” kata Direktur Utama PT Askrindo Dr. M. Fankar Umran, MBA., kepada Ruang Inovasi.
Selain berperan dalam penjaminan kredit, Askrindo juga mendukung perekonomian nasional. Setiap lini ekonomi, lanjut M. Fankar, membutuhkan peran asuransi. Mulai dari pembiayaan, perdagangan impor dan ekspor, konstruksi dan infrastruktur, penyaluran kredit perbankan, transportasi dan rantai pasok industri, perdagangan dan logistik, proyek konstruksi dan infrastruktur. Asuransi juga ada di setiap aktivitas kehidupan manusia. Kehidupan individu dan keluarga, aktivitas transportasi pribadi, kesehatan, pendidikan hingga masa pensiun.
“Semuanya butuh kepastian supaya roda ekonomi bisa terus berputar. Nah, di sinilah asuransi punya peran penting. Menjadi fondasi dalam menjaga ekonomi tetap stabil, bahkan ketika situasinya penuh ketidakpastian, Askrindo ada untuk membuatnya pasti,” tegas M. Fankar optimis.
Untuk sektor pertanian, Askrindo juga ikut turun tangan lewat produk asuransi pertanian berbasis parametrik, Asuransi Parametrik Pertanian. Sederhananya, kalau hujan tidak turun sesuai ambang batas atau suhu terlalu ekstrem, sistem otomatis langsung memproses klaim, tanpa perlu menunggu survei panjang. Dengan cara ini, petani tetap punya pegangan meski gagal panen, dan produksi pangan tetap berjalan.
Tidak kalah pentingnya juga berlaku kepada para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia menyerap 96,9% dari total tenaga kerja nasional dan menghimpun 60,4% dari total investasi nasional. UMKM juga menyumbang lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto(PDB) nasional.
Namun, tantangan UMKM tidak berhenti pada pembiayaan. Banyak di antara mereka menghadapi risiko usaha, seperti kebakaran, kehilangan aset, gagal panen atau bencana alam. Untuk itu, Askrindo memberikan penjaminan atau asuransi kredit dengan mengembangkan produk Asuransi Mikro (ASMik).
Askrindo memandang Asuransi Mikro bukan sekadar produk tambahan, tetapi sebagai instrumen ketahanan ekonomi (economic resilience) yang memperkuat peran penjaminan.
Asuransi menjaga agar risiko tidak menghentikan produktivitas, sementara penjaminan membuat orang dan lembaga keuangan berani melangkah maju. Dua hal ini saling melengkapi—yang satu melindungi, yang satu memberi keberanian. Dan inilah esensi dari peran Askrindo: menjaga kepercayaan, agar ekonomi Indonesia tetap tangguh, berdaya, dan terus bergerak maju.
“Kami punya Asuransi Mikro. Produk ini bisa dibilang seperti pertolongan pertama saat usaha kecil kena musibah, entah karena kebakaran, kehilangan barang, atau bencana alam. Tujuannya satu, supaya pelaku usaha bisa cepat bangkit dan tidak berhenti berproduksi,” tuturnya.
Ada tiga jenis produk ASMik yang disesuaikan dengan karakter dan kebutuhan pelaku usaha di berbagai sektor. AsMiK Rumahku, AsMiK Usahaku, dan AsMiK Bahari. Produk ini dirancang dengan karakteristik “SMES”. Sederhana, mudah dipahami dan tidak rumit secara aturan; Mudah proses pembelian dan klaim tidak berbelit; Ekonomis, premi sangat terjangkau, hanya Rp30.000; dan Segera, klaim cepat cair begitu risiko terjadi.
Ketiga produk itu dikembangkan agar dapat menjangkau lapisan masyarakat paling rentan terhadap risiko, sekaligus memberi rasa aman untuk terus berusaha dan berproduksi. Prinsipnya sederhana: melindungi yang kecil agar ekonomi besar tetap berdiri.
Askrindo memandang Asuransi Mikro bukan sekadar produk tambahan, tetapi sebagai instrumen ketahanan ekonomi (economic resilience) yang memperkuat peran penjaminan. Jika penjaminan menjaga arus pembiayaan tetap lancar, maka asuransi mikro menjaga agar pelaku usaha tidak tumbang saat risiko datang. Dengan dua instrumen ini berjalan beriringan, Askrindo memastikan sistem keuangan tetap stabil dari dua sisi: likuiditas dan ketahanan. Likuiditas dijaga melalui penjaminan kredit, sementara ketahanan ekonomi rakyat diperkuat melalui pelindungan usaha. (RI)
- Penulis: Abdillah



