Breaking News
light_mode
Beranda » Nasional » HUT Ke-80 KAI: Agama dan Korporasi

HUT Ke-80 KAI: Agama dan Korporasi

  • account_circle Redaksi
  • calendar_month Sen, 29 Sep 2025

Jakarta – Relasi antara agama dan korporasi mencakup bagaimana nilai-nilai agama memengaruhi etika bisnis serta tata kelola perusahaan, potensi agama sebagai landasan pembentukan korporasi, hingga interaksi timbal balik di mana korporasi dapat membentuk praktik keagamaan, dan sebaliknya, praktik keagamaan turut membentuk perilaku korporasi—baik dalam aspek positif maupun negatif, misalnya dalam isu suap.

Dalam rangka HUT ke-80 PT Kereta Api Indonesia (KAI), Buya KH. Said Aqil Siraj, ulama sekaligus Komisaris Utama KAI, menyampaikan doa dan harapan, “Alfi alfi mabruk, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya kepada seluruh Insan KAI untuk mewujudkan mimpi besar: Be A National Logistics Toward World Class Railways Operator.”

Ia juga menyerukan kepada seluruh Insan KAI agar terus meningkatkan pelayanan, “Momentum delapan dekade ini adalah perjalanan pengabdian yang patut disyukuri. Mari terus menghadirkan manfaat bagi masyarakat Indonesia melalui prestasi-prestasi KAI berikutnya. Untuk itu, kita perlu menampilkan karakter kepemimpinan dan bekerja dengan hati yang ikhlas, penuh semangat internalisasi serta implementasi Jihad, Ijtihad, dan Mujahadah Korporasi demi meraih ridho Allah SWT.”

Dalam pandangan Said Aqil:

  • Jihad Korporasi berarti bekerja sepenuh hati dalam mencapai target dan memberikan layanan yang aman serta nyaman.
  • Ijtihad Korporasi adalah upaya berpikir rasional melalui transformasi organisasi dan digitalisasi teknologi.
  • Mujahadah Korporasi merujuk pada penguatan kualitas spiritual dan penggunaan intuisi dalam pengambilan keputusan.

Sejarah perkeretaapian Indonesia sendiri dimulai pada 17 Juni 1864 di Semarang. Momentum pentingnya terjadi pada 28 September 1945 ketika pejuang kereta api berhasil merebut Kantor Pusat Kereta Api di Bandung. Peristiwa itu menandai lahirnya Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) sekaligus penetapan Hari Kereta Api Nasional. Dari rel pertama peninggalan kolonial, kereta api berkembang menjadi urat nadi transportasi yang menyatukan nusantara.

“Sejak 28 September 1945, ketika bendera merah putih dikibarkan di kantor pusat Bandung, semangat perjuangan itu terus hidup hingga hari ini. Dari sanalah KAI menapaki jalan transformasi menuju layanan modern, inklusif, dan ramah lingkungan,” ujar Vice President Public Relations KAI, Anne Purba.

  • Penulis: Redaksi
expand_less