Breaking News
light_mode
Beranda » Nasional » Dukung Asta Cita Presiden Kementerian PU Perkuat Penataan Kawasan Permukiman Tahun 2025

Dukung Asta Cita Presiden Kementerian PU Perkuat Penataan Kawasan Permukiman Tahun 2025

  • account_circle Redaksi
  • calendar_month Jum, 24 Okt 2025

Jakarta — Program penataan kawasan permukiman menjadi bagian penting dari pelaksanaan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam mewujudkan pembangunan dari desa dan dari bawah untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang merata serta pengentasan kemiskinan.
Melalui pendekatan kolaboratif dan berbasis kebutuhan masyarakat, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) berkomitmen membangun lingkungan permukiman yang layak huni, produktif, dan berkelanjutan.

Sepanjang tahun 2025, Kementerian PU terus memperkuat pembangunan infrastruktur permukiman di berbagai daerah, sebagai upaya meningkatkan kualitas lingkungan, menata kawasan kumuh, mengembangkan destinasi wisata, serta mendorong kesejahteraan masyarakat.
Terdapat tujuh lokasi utama yang menjadi fokus penataan kawasan tahun ini, yaitu:

  1. Kawasan Medan Belawan Bahari (Kota Medan)
  2. Kawasan Permukiman Pulau Penyengat (Kota Tanjungpinang)
  3. Kawasan Tanjung Banun (Kota Batam)
  4. Kawasan Panjunan (Kota Cirebon)
  5. Hunian Relokasi Bencana Gunung Ruang (Sulawesi Utara)
  6. Kawasan Bahodopi (Kabupaten Morowali)
  7. Kawasan Lelilef Waibulan (Kabupaten Halmahera Tengah)

Infrastruktur sebagai Penggerak Ekonomi dan Ketahanan Sosial

Menteri PU Dody Hanggodo menegaskan, pembangunan infrastruktur permukiman tidak hanya berfungsi memperbaiki kondisi fisik lingkungan, tetapi juga menjadi motor penggerak sosial dan ekonomi masyarakat.

“Melalui penataan kawasan, kita memastikan layanan dasar seperti air minum, sanitasi, dan ruang publik benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Pembangunan ini juga membuka peluang ekonomi baru, meningkatkan kualitas hidup, serta mendukung agenda nasional pengentasan kemiskinan,” ujar Menteri Dody.


Transformasi Kawasan Berbasis Potensi Lokal

Salah satu contoh nyata adalah Penataan Kawasan Pulau Penyengat di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau — kawasan cagar budaya nasional sekaligus destinasi wisata sejarah Melayu.
Melalui Ditjen Cipta Karya, Kementerian PU menata jalan lingkungan, memperbaiki drainase, membangun plaza penyambut, memperindah kawasan dengan lansekap dan karya seni storytelling, serta memperkuat identitas budaya lokal.
Dengan investasi Rp36,98 miliar, program ini diharapkan meningkatkan kualitas lingkungan sekaligus memperkuat daya tarik pariwisata Pulau Penyengat.

Di Kota Medan, penataan Kawasan Medan Belawan Bahari difokuskan pada pengendalian banjir rob dan peningkatan kualitas lingkungan pesisir melalui normalisasi drainase, pembangunan reservoir air minum, serta penyediaan ruang terbuka publik.
Program senilai Rp18,89 miliar ini ditujukan untuk mengurangi genangan dan memperbaiki kesehatan masyarakat pesisir.

Sementara di Kota Batam, penataan Kawasan Tanjung Banun menjadi bagian dari relokasi masyarakat terdampak proyek Rempang Eco City.
Kementerian PU membangun infrastruktur dasar di atas lahan 36,77 hektare, meliputi jalan lingkungan, jaringan air bersih, drainase, PJU, TPS-3R, ruang publik, serta Puskesmas pembantu, dengan nilai anggaran Rp164,78 miliar.


Pemulihan Daerah Bencana dan Dukungan untuk Kawasan Industri

Penataan kawasan juga menyentuh wilayah terdampak bencana, seperti Hunian Relokasi Bencana Gunung Ruang di Sulawesi Utara.
Di atas lahan 11,85 hektare, Kementerian PU membangun 287 unit hunian tetap, lengkap dengan fasilitas sosial, sekolah, tempat ibadah, taman bermain, dan lapangan serbaguna.
Nilai pembangunan mencapai Rp115,92 miliar, menjadi bentuk nyata kehadiran negara dalam pemulihan kehidupan masyarakat pascabencana.

Adapun penataan Kawasan Bahodopi (Kabupaten Morowali) dan Lelilef Waibulan (Kabupaten Halmahera Tengah) diarahkan untuk menyeimbangkan pertumbuhan industri nikel dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitar kawasan industri.
Fasilitas yang dibangun meliputi jalan lingkungan, drainase, ruang terbuka publik, serta sentra UMKM yang diharapkan memperkuat perekonomian lokal.

Di sisi lain, optimalisasi Penataan Kawasan Panjunan di Kota Cirebon difokuskan untuk memperkuat struktur tanah dan memperindah pedestrian di kawasan yang sebelumnya kumuh.
Dengan anggaran Rp4,67 miliar, kegiatan ini melibatkan teknologi CCSP (Corrugated Concrete Sheet Pile) guna meningkatkan stabilitas tanah, dan ditargetkan rampung Desember 2025.


Dengan beragam program tersebut, Kementerian PU menegaskan komitmennya untuk menghadirkan permukiman yang lebih layak, sehat, dan produktif — sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo dalam membangun Indonesia dari akar rumput menuju pemerataan kesejahteraan di seluruh pelosok negeri.

  • Penulis: Redaksi
expand_less