Breaking News
light_mode
Beranda » Nasional » Ahli Gizi Ungkap : Program MBGBukti Wujudkan PeningkatanGenerasi Sehat dan Sejahtera

Ahli Gizi Ungkap : Program MBGBukti Wujudkan PeningkatanGenerasi Sehat dan Sejahtera

  • account_circle Redaksi
  • calendar_month 23 jam yang lalu

Jakarta, 31 Oktober 2025 – Pemerintah terus memperkuat upaya peningkatan kualitas gizi anak Indonesia melalui Program Makanan Bergizi (MBG). Program ini hadir sebagai jawaban atas tantangan triple burden of malnutrition, yaitu masalah gizi kurang, anemia, dan obesitas yang masih dialami banyak anak di Tanah Air.

Tujuan utama MBG adalah memastikan anak-anak, khususnya dari keluarga berpenghasilan rendah, mendapatkan akses makanan sehat dan bergizi seimbang setiap hari di sekolah. Program ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas generasi muda di masa depan.

Ahli gizi dan peneliti doktoral di Cornell University, Mochammad Rizal, menyampaikan bahwa MBG bukan sekadar program makan siang gratis, melainkan investasi jangka panjang untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

“Anak-anak yang tumbuh sehat dan bergizi cukup hari ini akan menjadi generasi produktif yang membawa bangsa ini maju di masa depan,” ujar Rizal dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat (31/10).

Menurutnya, jika dijalankan secara konsisten, MBG tidak hanya memperbaiki status gizi dan kesehatan anak, tetapi juga meningkatkan semangat belajar siswa. Selain itu, dampak ekonomi juga dapat dirasakan oleh rantai pasok lokal seperti petani, nelayan, dan pelaku usaha katering daerah.

Meski demikian, Rizal menilai pelaksanaan program di lapangan masih menghadapi tantangan. Banyak anak yang terbiasa mengonsumsi makanan olahan seperti nugget, sosis, atau jajanan tinggi gula dan garam, sehingga menu bergizi sering kali kurang diminati.

“Menu MBG yang ideal sering kali justru tidak dihabiskan. Tapi jika diganti dengan makanan ultra processed agar cepat habis, tujuan utama pemenuhan gizi malah teralihkan. Karena itu perlu strategi bertahap untuk mengubah perilaku makan anak,” jelasnya.

Di sekolah, pelaksanaan program diawasi secara ketat melalui evaluasi berkala. Guru dan tim pelaksana mencatat tingkat konsumsi makanan, memastikan keamanan pangan, serta mengukur berat dan tinggi badan siswa setiap enam bulan sekali. Data tersebut menjadi dasar penting dalam menilai efektivitas program.

Rizal juga menyoroti pentingnya peran ahli gizi dalam pengawasan kualitas makanan. Namun, jumlah tenaga ahli gizi di lapangan masih terbatas, sehingga pemerintah kini menerapkan pembatasan produksi harian agar pengawasan lebih optimal dan aman.

Selain penyediaan makanan, Rizal menekankan pentingnya edukasi gizi bagi anak dan keluarga. Program MBG harus menjadi gerakan yang menumbuhkan kebiasaan makan sehat sejak usia dini.

“Program ini masih baru, masih banyak yang perlu diperbaiki. Tapi potensinya besar bila dijalankan dengan sinergi dan pengawasan yang baik,” ujarnya.

Dengan komitmen dan dukungan semua pihak, Program Makanan Bergizi bukan hanya tentang menyediakan makanan di sekolah, tetapi juga tentang membangun masa depan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi.

  • Penulis: Redaksi
expand_less