Swasembada Dipercepat, Menteri Pertanian Amran Tegaskan Indonesia Siap Hentikan Impor Beras
- account_circle Redaksi
- calendar_month Jum, 10 Okt 2025
Jakarta, 10 Oktober 2025 — Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa Indonesia akan segera mencapai swasembada beras lebih cepat dari target semula. Kepastian ini disampaikan usai menghadiri rapat terbatas yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, pada Kamis (9/10).
Menurut Mentan Amran, Presiden memberikan arahan agar target swasembada pangan, khususnya beras, dipercepat secara signifikan dari empat tahun menjadi hanya satu tahun.
“Target awal Bapak Presiden empat tahun, lalu dipercepat menjadi tiga tahun, dan kini hanya satu tahun. Insyaallah, dua hingga tiga bulan ke depan Indonesia tidak perlu impor beras lagi,” ujar Amran dalam keterangan persnya.
Amran menjelaskan, capaian tersebut merupakan hasil kerja keras para petani serta dukungan penuh Presiden Prabowo yang terus memprioritaskan peningkatan produksi pangan nasional.
“Bapak Presiden sangat fokus pada ketahanan pangan. Beliau ingin petani sejahtera dan Indonesia berdikari pangan,” tegasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional tahun 2025 telah mencapai 33,1 juta ton dan diperkirakan menembus 34 juta ton hingga akhir tahun. Peningkatan sekitar 4 juta ton dibanding tahun lalu ini menjadi bukti nyata bahwa kebijakan pemerintah di sektor pertanian telah berjalan efektif.
Selain itu, pada September 2025, Indonesia mencatat deflasi beras sebesar 0,13%, pertama kalinya dalam lima tahun terakhir di musim paceklik — menandakan pasokan beras nasional mencukupi dan harga di tingkat konsumen terkendali.
“Stok cadangan beras pemerintah kini mencapai 3,8 juta ton, dengan tambahan 1 juta ton untuk operasi pasar. Ini membuktikan bahwa pangan kita aman, bahkan berlebih,” jelas Amran.
Lebih lanjut, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) mencatat Indonesia sebagai negara dengan peningkatan produksi pangan terbesar kedua di dunia setelah Brasil. Indikator kesejahteraan petani juga meningkat, tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP) yang naik menjadi 124,36 poin, jauh melampaui target nasional sebesar 110 poin.
“NTP naik berarti petani makin sejahtera. Ini kabar baik untuk seluruh rakyat Indonesia, terutama para petani yang telah bekerja luar biasa,” ungkapnya.
Mentan Amran juga menekankan pentingnya hilirisasi pertanian agar nilai tambah hasil produksi dapat dinikmati di dalam negeri.
“Kita tidak boleh lagi mengekspor bahan mentah. Semua harus diolah di dalam negeri agar manfaat ekonominya kembali ke petani dan rakyat Indonesia,” tegasnya.
Menutup pernyataannya, Amran menyampaikan optimismenya bahwa Indonesia kini berada di jalur yang tepat menuju kemandirian pangan nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
“Kemandirian pangan ini bisa kita capai bersama. Kuncinya adalah kerja keras, kolaborasi, dan keberpihakan kepada petani,” pungkasnya.
- Penulis: Redaksi
